Jumat, 01 Oktober 2021

DROP Ke Dua Kali nya... Gejala Kesemutan dan Kaku berulang..

Setelah pulang dari RS, ku langsung lanjutin pemeriksaan kaki nya ke dokter orthopedi terlebih dahulu, karna atas anjuran Prof Zubairi untuk pemeriksaan terkait tulang nya. Hari Kamis dan Jumat berturut2 ketemu dokter orthopedi, hasil nya dokter mengambil kembali cairan dari lutut untuk di test lab ( apakah ada infeksi atau tidak?) Dan dokter mengajurkan untuk melakukan tindakan operasi Pembersihan cairan lutut , yg katanya si luka nya kecil. Tp tetep aja yah, denger kata operasi aja muka udh mulai berkaca. Tp melihat suami yg udh cape antar sana sini, keluarga yg udh bnyk direpotkan, ku berusaha tegar, dan menyetujui tindakan operasi itu yang di rencanakan hari Selasa minggu depan nya. Bismillah semoga ini yg terbaik dan membuat ku sehat lagi kaki nya..
Pihak rumah sakit langsung menjadwalkan beberapa pemeriksaan yg harus dilakukan sebelum melakukan operasi, hari Sabtu diharuskan dtg lagi ke RS untuk pengambilan darah dan rongten dada, test PCR, dan dilanjut ke dokter Penyakit dalam di RS tersebut untuk acc operasinya. Setelah itu Senin dijadwalkan untuk ke dokter anestesi.

Rencana manusia hanyalah rencana..
Setelah sabtu beres pemeriksaan, ku berfikir Alhmdulillah minggu bisa istirahat dulu dirumah sebelum senin harus bolak balik lagi RS.

Minggu pagi setelah bangun tidur, tiba-tiba badan Greges, meriang, kaki semakin sakit dan kaku..
Dan yang paling aku takutkan terjadi, pipi ku kesemutan lagi... AllahuAkbar,, MasyaAllah.. terus ku menyebut NamaNya saat badan ini mulai ga enak, ku minta sarapan bubur untuk segera minum obat berharap semua membaik, obat kesemutan saat itu sudab habis, langsung wa adiku, dan adiku langsung mengirimkanya, adiku bilang untuk menunggu 45menitan biasanya reaksi obat bekerja.
Bismillah ku berharap kesemutan ini segera hilang setelah ku minum obat, dalam hati ku ga mau ke IGD lagi, ku harus sembuh, sambil ku kompres dg air panas muka leher , dn ku rendem tangan yg mulai kesemutan dg air panas.
Selang 30 menit.. tangan udah mulai kaku dua2nya.. MasyaAllah.. apa aku harus menahan nya? Apa aku harus segera bilang suami untuk ke RS? Ingin rasanya ku menahan, dan ku gerak2an tangan agar tidak kaku, tp semakin ku gerakin semakin sakit dan kesemutan sudah mulai merambat ke dada. Akhirnya suamiku bilang kita ke IGD aja, daripada nanti semakin kaku semua susah jg kasian suamiku gendong nya (secara aku ga ringan 🤭 hehe)
Kita memilih ke IGD tempat dokter orthopedi yg akan rencananya melakukan operasi di selasa depan agar mudah koordinasinya.
Sesampainya di IGD , tangan udh ga bisa digerakin sama sekali, muka udh kebas lagi, langsung di tusuk lg hidung untuk test antigen sebelum msuk ruangan observasi di IGD. Setelah diberi cairan obat yg dimasukan lewat infusan, lumayan agak membaik kakunya mulai hilang tapi kebas nya masih berasa. dokter IGD sudah berkonsultasi dg dokter syaraf mengharuskan dirawat, anak2..maafin ya bunda tinggal lagi, awalnya anak2 msh sama teteh yg jaga, tp Alhmdulillah papa mertua dtg untuk nemenin, karna kasian repot juga tth ny untuk jagain anak 4 sebelum mama tasik dtg.

Hari kedua, dokter syaraf visit dan melihat kondisiku serta membaca riwayat yang sebelumnya. Dokter syaraf RS ini langsung bilang ini bukan TIA, "karna dari gejalanya klo struk ringan itu pasti yg terasa kaku hanya sebelah bagian tubuh, ini yg dirasakan simetris atau dua2 nya, semoga si ini hanya kekurangan kalsium saja, sambil kita tunggu hasil lab nya" , ujarnya
Alhmdulillah.. ada kelegaan dalam hati, bismillah semoga ini awal untuk lebih baik. Beliau jg akan berkoordinasi dg dokter orthopedi terkait tindakan operasinya.
Hari ke empat, baru ada hasilnya dari hasil diagnosa dokter Syaraf RS ini adalaha Spasmofilia.
Apalagi itu? (Nanti kujelasin dicerita berikutnya yah..)

Akhirnya dihari ke 4 aku dibolehkan pulang, dengan kondisi yang sama, kebas dan kesemutannya hilang tetapi kaki masih kaku dan susah serta sakit dibawa jalan. Dokter pun menyarankan langsung ditindaklanjuti oleh dokter penyakit dalam di RS tersebut terkait autoimun di lututnya sebelum ke dokter orthopedhi lagi, tetapi kita meminta untuk langsung di tangain oleh Profesor Zubairi di RS jakarta karna selama ini yang menangani Autoimunya adalah beliau. Tindakan operasi lutut pun akhirnya ditunda karna menurut dokter orthopedi, harus sampai kebas2 nya ga muncul lagi karna takutnya berpengaruh pada proses anestesi saat operasi. Ku berfikir positif saja, semoga ini yang terbaik, dan besoknya langsumg menjadwalkan ke Profesor di RS jakarta untuk mendiagnosa terkait Autoimunnya.

Tidak ada komentar: