Jumat, 05 Maret 2010
Apa Kabar Blog Kuw....hehee
Gara-gara ada yang nanya script di blog hani aja tadi (* si Nadia Putri Karisya),,
jadi terpaksa membuka lagi...
Ekh...keterusan deh....sampai kerjaan pun terbengkalai....
udah ganti baju blog nya.. (blm sempurna seh...hehe)
tapi blm ditambah isinya...hihihihi
to be continue.....
Selasa, 13 Oktober 2009
Kedewasaan Juga Ada Naik Kelasnya
Kalau saya ditanya apa arti kedewasaan, saya juga bingung. Kalau menurut KBBI dewasa itu artinya adalah akil balig atau sudah mencapai umur (tertentu). Jika demikian banyak di antara kita terkategori dewasa. Tapi pertanyaannya apakah kita sudah memiliki kedewasaan? Lalu mengapa sering kita lihat orang dewasa secara umur tetapi kelakuannya masih kekanak-kanakan? Jadi apa itu dewasa?
Tergelitik mencoba bertanya kepada mbah google apa itu dewasa. Ups… Oh ternyata begitu pikiran orang orang mengenai dewasa. Dewasa itu hanya seputar selangkangan. Tampaknya saya pun tidak perlu mencoba mencari contoh bagaimana itu dewasa sebab kata kunci yang terpikir itu ‘cerita dewasa’. Pasti isinya tambah ngaco. Sepertinya kedewasaan tidak bisa ditafsirkan dengan kata kunci dewasa pada berbagai pilihan yang disajikan mbah google.
Saya tidak menyerah, saya mencoba bertanya kepada ibu saya. Ibu saya mengatakan kedewasaan merupakan hasil pembelajaran. Atau dengan kata lain pembelajaran adalah pendewasaan. Seseorang menjadi dewasa bila ia mau mempelajari pengalaman hidupnya. Sebagai hasil pembelajaran, kedewasaan seseorang dites dengan berbagai ujian. Ujian tersebut memperlihatkan sejauh mana kita dapat mengaplikasikan pembelajaran yang kita peroleh sebelumnya.
Menariknya ujian kedewasaan tidak hanya memberikan cerminan sejauh mana pembelajaran yang kita miliki, namun akan memberikan pembelajaran baru bagi kita. Dengan demikian, tatkala kita berhasil menangkap hikmah yang terkandung maka saat kita menghadapi ujian lain yang serupa kita dapat menyelesaikannya dengan mudah. Bahkan kita tidak lagi merasakannya sebagai sebuah ujian tetapi sebagai sebuah dinamika yang biasa terjadi dalam kehidupan. Dengan kata lain, kedewasaan kita sudah naik kelas. Karena itu, semakin banyak ujian yang berhasil dihadapi, semakin dewasalah kita.
Sayangnya tidak semua orang berani mengambil ujian kedewasaan ini. Ada orang-orang yang memilih menghindar dan sembunyi dari ujian tersebut. Padahal bersembunyi dari ujian merupakan tindakan bodoh. Ujian saat itu mungkin saja berlalu tetapi sebenarnya ia akan terus kembali dalam bentuk lain sampai kita berhasil menyelesaikannya.
Selain itu, bersembunyi dari ujian memiliki konsekuensi lain yaitu “turun kelas”. Orang yang turun kelas kedewasaannya biasanya cenderung membesar-besarkan masalah. Perkara-perkara remeh bagi kebanyakan orang akan menjadi ujian besar baginya. Bahkan menemui orang-orang di luar rumah saja bisa jadi sebuah ujian besar baginya. Saat inilah kita bisa mengatakan sikap seseorang itu kekanak-kanakan.
Tepat orang-orang bilang, “Menjadi Tua itu Kepastian, Tetapi Dewasa adalah Pilihan”
Senin, 18 Mei 2009
My baby in FB "Lucia Reaglove"
Kamis, 30 April 2009
Ibu Kenapa Berbohong
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan
membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah
ininjustru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya
dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari
penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorongmekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.
Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
Anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja,
seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlahnak, aku tidak lapar" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu
senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap
dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untukpetumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk
disamping aku dan memakan sisa daging ikan yang masih
menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku
makan.Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu
menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan
ikan"
----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku,
ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk
ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk
menutupikebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan
gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku
berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak
capek" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi
ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,ibu yang
tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa
jam.
Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu
dengan
segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol
yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan
dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk
ibu
sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!"
----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
dia
harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun
semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi
keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang
tinggal
di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
kehidupan
kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah
lagi.
Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka,
ibu
berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan
bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak
mau,
ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur
untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar
kota
sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu,
tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan
mengirim
balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya
punya duit" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat
sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di
perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa
ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati,
bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak
terbiasa" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker
lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di
seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda
tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah
menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan
penuh
kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku
karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu
menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering.
Aku
sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit
sekali
melihat ibuku dalam kondisi seperti
ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku,Aku
tidak kesakitan" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup
matanya untuk yang terakhir kalinya.
Dari cerita di atas, aku hanya mengucapkan : " Terima kasih ibu ! "
Sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah
ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk
berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang
padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan
ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang
ada
di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan
pacar
kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah
dia
sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila disamping kita.
Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?
Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita
sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita
renungkan
kembali lagi..
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita,
lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian
hari.

Jumat, 27 Februari 2009
..Awali Hari Dengan Senyuman..
Rabu, 25 Februari 2009
Keikhlasan Hati Menuju Jiwa yang Bahagia..

Kala Hasrat tak lagi bersyarat
di saat harapan tak selalu di depan
impian takkan dapat di mengerti
ketika perasaan menyapa
menuangkan apa yang ada
iri hati seakan musnah di dalam sanubari
melahirkan jiwa - jiwa yang suci
kebahagian tak selamanya harus memiliki
cukup senyumanmu tuk sirami hati yang mati
ku relakan apa yang aku inginkan
kan ku kenang apa yang telah ku lakukan
dan ku bahagia walau kau tiada menyapa
keikhlasan datang bukan tuk meminta
melainkan berharap agar jiwamu bahagia selamanya
ungkapan hati tak kan pernah mati di dalam hati yang paling dalam. ketika nafsu hasrat kita menginginkan segala apa yang ada di dunia. kita akan kecewa akan apa yan kita inginkan dan harapkan tiba -tiba sirna di telan masa. harapan ini sudah tidak ada di hati hingga rasa kecewa tak akan pernah menghinggapi jiwa.
tidak seharusnya kita berharap sesuatu. tak semestinya kita impikan apa yang kita harapkan. dunia ini semu se semu impian di dalam kalbu. kesuksesan datang dari seberapa besar keikhlasan kita pada sesama. bukan seberapa besar kita dapat untung di dunia.
@Gembelarto
